WILASA ABHIMANGGALA: Kumpulan Materi Agama Buddha
Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Materi Agama Buddha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Materi Agama Buddha. Tampilkan semua postingan

CARA MENGHORMAT AGAMA BUDDHA

Menghormat secara umum:
Membungkukkan Badan


     



Mengucapkan Salam







Menundukan Kepala



Menyapa




Bersalaman
Sikap dan Cara menghormat dalam Agama Buddha:
1.     Bersikap Anjali


Sikap Anjali
Anjali adalah menghormat dengan merangkapkan kedua telapak tangan di depan dada.
Kapan Anjali Dilakukan?
·       Ketika Berdoa
·       Ketika bertemu Bhikkhu
·       Ketika menyapa teman sedharma
·       Ketika minta izin kepada ayah dan ibu.
·       Ketika bertemu orang tua
·       Ketika bertemu Guru
2.     Bernamaskara




Namaskara adalah sujud dengan lima titik menyentuh lantai.
Apa saja lima titik itu?
Lima titik itu adalah ujung jari kaki, lutut, telapak tangan, siku dan dahi.

3.     Utthana


Utthana adalah menghormat dengan cara berdiri.
Para Bhikkhu menyambut Buddha dengan cara berdiri.
Ketika Para Bhikkhu masuk ruangan umat Buddha dapat menyambut para Bhikkhu dengan cara berdiri.
Bhikkhu adalah rohaniwan umat Buddha.
4.     Pradaksina
Pradaksina adalah menghormat dengan mengelilingi objek yang dihormati.
Berkeliling dengan bersikap anjali sambil melantunkan Paritta Suci.
Berkeliling searah jarum jam sebanyak tiga kali.

Objek yang dihormati saat pradaksina, yaitu:
1. Cetiya
2. Vihara
3. Mahavihara
4. Candi
5. Pohon Bodhi

BRAHMA VIHARA (EMPAT SIFAT LUHUR) AGAMA BUDDHA




Brahma vihara adalah sifat batin yang luhur atau mulia atau tempat berdiamnya makhluk Brahma (makhluk dewa yang telah mencapai kesucian batin). Sifat ini terdapat dalam diri manusia baik yang jahat maupun yang baik.

Manusia menurut pandangan Buddhis terdapat 7 sifat terdiri dari :
  • 2  sifat baik (keyakinan dan kebijaksanaan)
  • 4  sifat tidak baik (serakah, kenafsuan, kebencian, mudah tersinggung)
  • Yang satunya adalah sifat campuran dari 6 sifat di atas.

Perbuatan Baik
1. Metta          : Cinta Kasih
2. Karuna      : Belas kasihan
3. Mudita       : Perasaan Simpati
4. Upekkha  : Keseimbangan Batin

Perbuatan Buruk
1. Lobha        : Keserakahan
2. Dosa          : Kebencian/Kemarahan
3. Moha          : Kebodohan
4. Irsia            : Irihati

Moha tidak sama dengan Avijja (kegelapan batin). Moha adalah orang yang malas melakukan segala sesuatu, sedangkan
Avijja adalah orang yang sudah mengerti berpura-pura tidak mengerti.

Lobha dapat dihilangkan dengan mengembangkan Karuna,
Dosa dapat dihilangkan dengan mengembangkan Metta,
Moha dapat dihilangkan dengan mengembangkan Panna (Kebijaksanaan),
Irsia dapat dihilangkan dengan mengembangkan Mudita.

Bila  manusia memiliki sifat terikat pada apa yang disenangi, dan sifat menolak pada apa yang tidak disenangi dapat dihilangkan dengan mengembangkan Upekkha.

Sifat luhur ini hendaknya dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari agar kita dapat menjadi manusia yang mulia baik dalam tingkah laku, pikiran dan ucapan.

Keempat sifat luhur (baik) tersebut merupakan keadaan tanpa batas (appamana). Disebut demikian karena tidak ada yang merintangi atau yang membatasi semua makhluk termasuk dalam alam menyedihkan untuk mengembangkan sifat luhur tersebut.

A. METTA (CINTA KASIH)
Sifat luhur yang pertama adalah Metta (cinta kasih) yang universal (menyeluruh terhadap semua makhluk. Metta bukan berarti cinta kasih yang dilandasi oleh nafsu atau kecenderungan pribadi, karena kedua hal ini akan menimbulkan kesedihan. Metta dapat diumpamakan sebagai: “ seorang ibu yang melindungi anaknya yang tunggal, sekalipun mengorbankan kehidupannya, seharusnya seseorang yang memelihara cinta kasih yang tidak terbatas itu kepada semua makhluk “. Nasihat Guru Buddha tersebut adalah perasaan cinta kasih yang tidak  didasarkan pada nafsu seorang ibu terhadap anaknya, melainkan keinginan yang murni untuk membahagiakan anaknya.
            Sifat yang baik dan mulia adalah corak yang khas dari Metta. Orang yang melatih Metta selalu gembira dalam memajukan kesejahteraan orang lain. 

Pahala melaksanakan Metta :
1.    Orang yang penuh Metta akan tidur dengan tenang dan bahagia.
2.    Wajah berseri-seri.
3.    Tidur dengan nyenyak
4.    Dicintai banyak orang
5.    Disayang oleh makhluk lain (termasuk binatang)
6.    Kebal terhadap ilmu hitam (kecuali karma buruknya sedang berbuah)
7.    Akan dilindungi oleh para dewa
8.    Mudah memusatkan pikirannya/ Mudah berkonsentrasi.
9.    Meninggal dengan tenang
10. Dengan pancaran cinta kasih bila meninggal wajahnya berseri-seri.

Cara melatih Metta adalah :
Pertama kali Metta harus dilatih terhadap dirinya sendiri. Ketika melatih Metta pikiran harus tenang, positif, bahagia. Setelah itu ia harus merenungkan agar hidup tenang, terbebas dari penderitaan, kesakitan, kegelisahan, ketakutan, dan seterusnya dengan pikiran tidak melekat dengan apa yang kita pikirkan. Hal ini harus dilatih sesering mungkin agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Guru Buddha bersabda : “Ditengah-tengah orang yang membenci, hendaklah seseorang hidup bebas dari kebencian”. Sasaran utama mengembangkan Metta adalah terhadap semua makhluk.

B. KARUNA (BELAS KASIHAN)
            Sifat luhur yang kedua adalah Karuna (belas kasihan), yang dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat menggetarkan hati ke arah rasa kasihan bila mengetahui orang lain sedang menderita, atau kehendak untuk meringankan penderitaan orang lain.

Dalam Jataka diceritakan, Dimana Sutasoma sebagai seorang Bodhisatva telah mengorbankan dirinya demi menolong seekor macan betina kelaparan yang ingin memakan anak-anaknya sendiri yang masih kecil-kecil guna menghilangkan laparnya. Bodhisatva Sutasoma mencegah niat macan itu, dan sebagai gantinya ia memberikan tubuhnya sendiri untuk dimakan.

            Sesungguhnya, unsur kasih sayang-lah yang mendorong seseorang menolong orang lain dengan ketulusan hati. Orang yang memiliki kasih sayang yang murni tidak hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk semua makhluk. Orang-orang yang pantas kita beri belas kasihan tidak hanya orang miskin saja tetapi juga orang yang kejam, pendendam, serakah, irihati, pemarah, serakah, mau menang sendiri, sakit, senang dan lain-lain. Sasaran utama mengembangkan Karuna adalah terhadap makhluk yang sengsara dan menderita.

C. MUDITA (PERASAAN SIMPATI)
            Sifat luhur yang ketiga adalah Mudita (perasaan simpati), yaitu ikut senang melihat orang lain senang atau perasaan gembira atas keberhasilan orang lain.

Namun tidak bisa kita pungkiri bahwa sifat manusia yang menonjol adalah sifat irihati, karena untuk memberi ucapan selamat kepada orang yang berhasil tersebut kita tidak pernah melakukannya, jika ada jumlahnya sangat sedikit sekali. 

Salah satu cara untuk menghilangkan perasaan irihati ini adalah mengembangkan Mudita, karena Mudita  dapat mencabut akar irihati yang merusak. Mudita juga dapat menolong orang lain mencapai kebahagiaan. Sasaran utama mengembangkan Mudita adalah terhadap semua makhluk yang makmur dan sejahtera.

D. UPEKKHA (KESEIMBANGAN BATIN)
            Sifat luhur yang keempt adalah Upekkha (keseimbangan batin). Keseimbangan batin penting sekali terutama bagi umat awam yang hidup dalam dunia yang kacau balau, ditengah gelombang keadaan yang naik turun tidak menentu ini.

Guru Buddha bersabda : “Orang bijaksana tidak menunjukkan rasa gembira maupun kecewa dengan pujian dan celaan. Mereka tetap teguh bagaikan batu karang yang tak tergoyahkan oleh badai”. Demikianlah mereka melatih keseimbangan batin.
Contoh Cerita : Pada suatu ketika Guru Buddha diundang oleh seorang Brahmana untuk bersantap dirumahnya, oleh karena diundang, maka Guru Buddha datang ke rumah Brahmana tersebut, tetapi ia bukannya menjamu Guru Buddha, melainkan malah mencerca Guru Buddha dengan kata-kata yang sangat kotor.

Guru Buddha dikatakan seperti babi jalang, anjing, buaya, bangsat, dan sebagainya. Tetapi Guru Buddha tidak sedikitpun merasa terkejut, marah, membantah, dan Guru Buddha sama sekali tidak dendam. Inilah yang patut kita praktikan dalam kehidupan sehari hari (Tetap Seimbang)




Sumber: http://pak-diyon.blogspot.com/2012/02/brahma-vihara.html

MENGENAL SIMBOL SIMBOL AGAMA BUDDHA




Arca Buddha
1.    ARCA BUDDHA
Arca Buddha adalah lambang keluhuran. Arca Buddha sebagai lambang penghormatan Guru Agung Buddha begitu luhur. Guru Buddha sangat dihormati dan Beliau telah mengajarkan Dharma kepada dewa dan manusia.


Stupa

2.    STUPA
Stupa bentuknya seperti genta. Stupa merupakan bangunan suci agama Buddha Stupa salah satu dari objek yang dihormati umat Buddha. Stupa banyak di jumpai di candi Borobudur.
Di India kuno, bangunan stupa digunakan sebagai makam, tempat menyimpan abu kalangan bangsawan atau tokoh tertentu. Di kalangan umat Buddha, stupa menjadi tempat menyimpan abu Guru Agung Buddha. Setelah wafat lalu dan dikremasi. Setelah dikremasi, abu-Nya disimpan dalam delapan stupa terpisah yang didirikan di India Utara.

Cakra / Roda Dhamma

3.    CAKRA/ RODA DHAMMA
Cakra memiliki delapan jari-jari. Ketika kita mengendarai sebuah mobil, roda-rodanya akan terus berputar hingga sampai di tempat tujuannya. Begitu pula dengan Roda Dhamma, semenjak Guru Agung Buddha membabarkan kebenaran (Dhamma) untuk pertama kalinya, Dhamma akan terus-menerus menyebar keseluruh dunia hingga semua makhluk terbebas dari Dukkha. Roda Dhamma merupakan symbol dari perputaran ajaran Guru Agung Buddha terus berlanjut demi kebahagiaan semua makhluk. Selain itu, roda Dhamma juga dilambangkan sebagai senjata yang dapat menghancurkan ketidak tahuan dan kegelapan batin dalam diri manusia. Simbol ini juga menggambarkan khotbah HGuru Agung Buddha  yang pertama kalinya di Taman RusaI sipatana, Sarnath, India.


Teratai/ Padma/ Lotus

4.    TERATAI / PADMA / LOTUS
Teratai putih melambangkan Bodhi (Sansekerta untuk pencerahan). Murni melambangkan tubuh, pikiran dan jiwa, bersama dengan kesempurnaan spiritual dan perdamaian sifat seseorang. Sebuah bunga teratai umumnya dilengkapi dengan delapan kelopak, yang sesuai dengan Delapan Jalan Hukum Baik. Teratai putih dianggap sebagai teratai dari Buddha (tapi tidak Buddha sendiri) karena disebutkan di atas simbol-simbol yang terkait dengannya.


Pohon Bodhi / Daun Bodhi

5.    POHON BODHI/ DAUN BODHI
Pohon Bodhi menghasilkan udara segar. Selama berabad-abad, pepohonan telah menyediakan naungan dan perlindungan bagi manusia maupun binatang. Pohon Bodhi adalah pohon tempat naungan Petapa Gautama ketika Beliau mencapai penerangan sempurna, menjadi Yang Agung Buddha. Saat ini, pohon Bodhi dihormati sebagai pencerminan keagungan dan kebijaksanaan  Guru Agung Buddha. Pohon Bodhi ini juga dilambangkan sebagai pohon kehidupan. Menghormat pada pohon Bodhi merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa penghormatan dan syukur kita, umat Buddha, atas kebijaksanaan dan ajaran yang telah dibabarkan oleh Guru Agung Buddha. Oleh sebab itu Pohon Bodhi mempunyai makna penerangan sempurna. Bodhi artinya penerangan sempurna.

Jejak Telapak Kaki Buddha

6.    JEJAK KAKI BUDDHA
Jejak kaki Guru Agung Buddha ini sangatdihargai di seluruh Negara Buddhis. Secara garis besar, jejak kaki yang sangat skematis ini memperlihatkan seluruh jari kaki yang sama panjang dan terpahat di atas batu. Biasanya, jejak kaki ini memperlihatkan tanda-tanda, baik itu Dharmachakra atau Chakra di tengah telapak kaki, maupun menunjukkan tiga puluh dua (32), seratus delapan (108), atau seratus tiga puluh dua (132) dari tanda-tanda istimewa Guru Agung Buddha. Jejak kaki Guru Agung Buddha ini digunakan sebagai perlambangan atas diri Guru Agung Buddha sebelum perlambangan Guru Agung Buddha dalam bentuk patung manusia (Buddha Rupang) dibuat.
Kesimpulannya adalah Jejak kaki Buddha adalah lambang dari kehadiran Buddha dalam mengajarkan Dharma di dunia. Kita sebaiknya melaksanakan atau mempraktikan ajaran Buddha.


Bendera Buddhist

7.    BENDERA BUDDHIST
Bendera Buddhist ada enam warna. Keenam warna itu berasal dari sinar tubuh Buddha saat bermeditasi.
a.    Biru berarti bakti
b.    Kuning berarti bijaksana
c.    Merah berarti cinta kasih
d.    Putih berarti suci
e.    Jingga berarti semangat
f.     Campuran lima warna berarti kegiatan praktik dari makna kelima warna bendera Buddist

Swastika

8.    SWASTIKA
Swastika (Svastika) berasal dari bahasa Sanskerta ‘su’ yang artinya menjadi; dan ‘ka’ sebagai akhiran. Jadi, swastika memiliki arti ‘keadaan menuju baik’. Swastika terdiri atas sebuah palang dengan panjang ke empat lengan yang sama. Ujung setiap lengannya mengarah kearah kanan. Terkadang beberapa titik ditambahkan pada masing-masing lengannya
Swastika merupakan symbol kuno yang telah digunakan oleh berbagai budaya untuk melambangkan kehidupan, matahari, kekuasaan, kekuatan dan keberuntungan. Begitu pula dalam tradisi ajaran Agama Buddha, swastika melambangkan hal-hal yang baik dan positif. Selain itu, swastika juga merepresentasikan jejak kaki Guru Agung Buddha (Buddhapada). Swastika kerap kali digunakan sebagai tanda atau icon dalam sebuah teks Buddhis. Di Republik Rakyat Cina dan di Jepang, swastika digambarkan sebagai symbol kemajemukan, kebahagiaan, kesejahteraan dan umur yang panjang. Saat ini, swastika masih digunakan sebagai tanda istimewa pada patung-patung Guru Agung Buddha dan wihara-wihara. Dalam ajaran Agama Buddha aliran Tibet, swastika juga digunakan sebagai dasar dalam pola pakaian.









SILSILAH PARA BUDDHA (BUDDHAVAMSA)

Pengertian BUDDHAVAMSA
BUDDHA = yang tercerahkan (Sang Buddha)
VAMSA = keturunan, keluarga atau silsilah

BUDDHAVAMSA adalah keterangan dan penjelasan dari silsilah dua puluh empat Buddha yang muncul sebelum Buddha Gotama. Buddhavamsa merupakan buku ke 14 dari Khuddaka Nikāya yang memberikan penjelasan historis singkat tentang Buddha Gotama dan 24 Buddha sebelumnya. Buddhavamsa terdiri dari 29 bagian dalam bentuk syair.

Bagian ke-1
menjelaskan tentang YM Sariputta bertanya kepada Sang Buddha kapankah beliau pertama kali mencanangkan tekad untuk berjuang  menjadi Buddha, dan kesempurnaan (Parami) apa saja yang telah beliau penuhi untuk mencapai pencerahan atau menjadi Buddha.

Bagian ke-2
Sang Buddha menjelaskan bagaimana sebagai petapa Sumedha beliau mendapat inspirasi dari Buddha Dipankara sehingga beliaupun mencanangkan tekad untuk mencapai Buddha, serta bagaimana Buddha Dipankara kemudian memberikan berkahnya kepada petapa Sumedha dengan meramalkan bahwa Sumedha akan menjadi Buddha dengan nama Gotama setelah periode waktu empat Asankheyya dan seratus ribu Kappa (siklus Bumi).

Bagian ke-3 – ke-27
Menjelaskan tentang 25 Buddha termasuk Buddha Gotama, secara rinci tentang kelahiran, status keluarga, nama orang tua, nama istri dan anak-anakNya, masa kehidupanNya, cara meninggalkan keduniawian, lamanya mereka berupaya untuk mencapai ke-Buddhaan, ajaran mereka tentang Dhammacakka Sutta, nama-nama siswa utama dan siswa awam utama mereka. Setiap bagian ditutup dengan penjelasan dimana para Buddha itu meninggal dan bagaimana relik mereka dibagikan.

Bagian ke-28
Disebutkan nama dari tiga Buddha, yaitu Tanhankara, Medhankara, dan Saranankara yang hidup sebelum Buddha Dipankara. Dibagian ini pula, Sang Buddha menyatakan bahwa Buddha Metteya akan muncul di dunia ini setelah Beliau.

Bagian ke-29
Menjelaskan tentang bagaimana relik-relik Sang Buddha dibagikan dan di mana disimpan.
Sepuluh macam Kesempurnaan (Dasa Pāramī):
1.      Dāna                : Kemurahan hati untuk member
2.      Sila                  : kemoralan
3.      Nekkhama       : peninggalan kesenangan indra
4.      Paňňā              : kebijaksanaan
5.      Viriya              : usaha/semangat
6.      Khanti             : Kesabaran
7.      Sacca               : kebenaran
8.      Adhitthana      : keputusan yang teguh/tekad yang kuat
9.      Metta               : cinta kasih
10.  Upekkha          : keseimbangan batin.

EMPAT MACAM KAPPA
(Siklus Bumi/periode waktu yang sangat lama):
1.      Âyu-kappa      : usia rata-rata manusia.
2.      Antara-kappa  : bertambah dan menurunnya usia manusia berkisar antara sepuluh hingga
                            mencapai ribuan tahun.
3.      Asańkheyya-kappa: kurun waktu yang tak terhitung lamanya (yang lamanya 64 Antara-kappa).
4.      Mahā-kappa    : kurun waktu yang sangat lama (yang lamanya 4 Asańkheyya- kappa).

Sang Buddha berkata bahwa Mahā-kappa adalah lebih lama jika dibandingkan dengan lama waktu yang digunakan oleh seseorang untuk mengikis batu karang yang panjang serta lebarnya satu yojana (sekitar 7 mil) dengan mengusapkan kain sutra pada batu karang tersebut setiap seratus tahun sekali. Dan juga melebihi lama waktu yang diperlukan untuk membersihkan suatu tempat yang berukuran satu yojana, yang panjang, lebar, serta tingginya dipenuhi dengan biji lada dengan membuang satu biji lada setiap seratus tahun sekali.

TIGA MACAM BUDDHA:

1.      Viriyā-dhika Buddha
Buddha yang khususnya memiliki usaha kuat untuk mencapai penerangan. Ia harus memenuhi sepuluh kesempurnaan (Pārami) selama 16 Asankheyya dan seratus ribu kappa.
2.      Saddhā-dhika Buddha
Buddha yang khusunya memiliki keyakinan yang teguh dalam mencapai penerangan sempurna. Ia harus memenuhi sepuluah macam kesempurnaan (Pārami) selama 8 Asankheyya dan seratus ribu kappa.
3.      Paňňā-dhika Buddha
Buddha yang khusunya memiliki kebijaksanaan. Ia harus memenuhi sepuluh kesempurnaan (Pārami) selama 4 Asankheyya dan seratus ribu kappa (siklus bumi).

Empat Kondisi Untuk Mencapai Ke Buddhaan:

·         Ussāha       : (tenaga eksepsional) yaitu usaha dalam memenuhi kesempurnaan, pengorbanan, dan latihan (Pāramī, cāga dan cariya)
·         Ummanga : pemahaman dan kebijaksanaan yang tinggi serta memiliki intelektual yang memadai
·         Avatthāna : memiliki tekad yang kuat dan memiliki tujuan yang tepat.
·         Hitācariya  : memiliki belas kasih dan kasih sayang kepada semua makhluk.

Enam Macam Periode/Masa kemunculan Buddha:

Sāra-kappa            : Periode/suatu masa dimana hanya satu Buddha yang muncul.
Maņda-kappa        : Periode/suatu masa dimana terdapat dua Buddha yang muncul.
Vara-kappa            : Periode/suatu masa dimana terdapat tiga Buddha yang muncul.
Sāramaņda-kappa : Periode/suatu masa dimana terdapat empat Buddha yang muncul.
Bhadda-kappa       : Periode/suatu masa dimana terdapat lima Buddha yang muncul.
Suňňa-kappa         : Periode/suatu masa dimana tidak terdapat satu Buddhapun muncul.

*Suňňa-kappa “Periode/masa hampa” karena tidak ada satu Buddhapun yang muncul pada periode/masa tersebut.

Dua puluh Delapan Buddha di Masa Lampau (dengan Usia rata-rata mereka masing- masing):
I.            Sāramaņda-kappa (Empat Buddha):
1.      Buddha- Taņhankara (100.000 tahun)
2.      Buddha-Medhankara (90.000 tahun)
3.      Buddha-Saranankara (80.000 tahun)
4.      Buddha-Dipankara (100.000 tahun)
*Buddha Gotama memperoleh ramalan yang pertama kalinya untuk menjadi seorang Buddha; seorang yang tercerahkan dari   Buddha-Dipańkara.
*Kemudian, ASANKHEYYA-KAPPA disebut juga Sela-Asańkheyya-kappa  adalah selang waktu yang pertama antara Sāramaņda-kappa dengan Sāra-kappa.

II.       Sāra-kappa (Satu Buddha):
5.      Buddha-Kondaňňa (100.000 tahun)
*Kemudian, ASANKHEYYA-KAPPA yaitu selang waktu yang kedua di sebut Bhāsa- Asańkheyya.
III. Sāramaņda-kappa (Empat Buddha):
      6. Buddha-Mańgala (90.000 tahun)
      7. Buddha-Sumana (90.000 tahun)
      8. Buddha-Revata (60.000 tahun)
      9. Buddha-Sobhita (90.000 tahun
*Selanjutnya, ASANKHEYYA-KAPPA yaitu selang waktu yang ketiga di sebut Jaya-Asańkheyya.
IV. Vara-Kappa (Tiga Buddha)
      10. Buddha-Anomadassī (100.000 tahun)
      11. Buddha-Paduma (100.000 tahun)
      12. Buddha-Nārada (90.000 tahun)
*Kemudian, ASANKHEYYA-KAPPA yaitu selang waktu yang keempat di sebut Rucira-Asańkheyya. Inilah Buddha-buddha yang muncul pada empat Asańkheyya yang lampau.
V. Sāra-Kappa (Satu Buddha) – 100. 000 Bumi sebelum bumi sekarang ini
       13. Buddha-Padumuttara (100.000 tahun)
*kemudian, sekitar 70.000 Bumi tidak terdapat Buddha.
VI. Maņda-Kappa (Dua Buddha) – 30.000 Bumi sebelum bumi sekarang ini:
      14.  Buddha-Sumedhā (90.000 tahun)
      15.  Buddha-Sujāta (90.000 tahun)
*Kemudian, sekitar 28.200 Bumi tidak terdapat seorang Buddha.
VII. Vara-Kappa (Tiga Buddha) – 1800 Bumi sebelum Bumi sekarang ini:
       16. Buddha-Piyadassī (90.000 tahunn)
       17. Buddha-Atthadassī (100.000 tahun)
       18. Buddha-Dhammadassī (100.000 tahun)
*Kemudian, 1705 bumi menjadi kosong atau tidak terdapat seorang Buddha.
VIII. Sāra-Kappa (Satu Buddha) – 94 Bumi sebelum Bumi sekarang ini:
       19. Buddha-Siddhata (100.000 tahun)
*Kemudian satu Bumi  tidak ada satu Buddhapun yang muncul
IX. Manda-Kappa (Dua Buddha) – 92 Bumi sebelum Bumi sekarang ini:
       20. Buddha-Tissa (100.000 tahun)
       21. Buddha-Phussa (90.000 tahun)
X. Sāra-Kappa (Satu Buddha) – 91 Bumi sebelum Bumi sekarang ini:
       22. Buddha-Vipassī (80.000 tahun)
*Kemudian 59 Bumi  tidak ada satu Buddhapun yang muncul
XI. Manda-Kappa (Dua Buddha) – 31 Bumi sebelum Bumi sekarang ini:
      23. Buddha-Sikhī (70.000 tahun)
      24. Buddha-Vesabhū (60.000 tahun)
*Kemudian 29 Bumi  tidak ada satu Buddhapun yang muncul
XII. Bhadda-Kappa (Lima Buddha) – Bumi sekarang ini:
       25. Buddha-Kakusandha (40.000 tahun)
       26. Buddha-Konāgamana (30.000 tahun)
       27. Buddha-Kassapa (20.000 tahun)
       28. Buddha-Gotama (100 tahun) Buddha yang saat ini,

Catatan:
Buddha tidak pernah muncul apabila usia rata-rata manusia di bawah 10 tahun atau lebih dari 100.000 tahun di alam manusia. Karena dengan usia yang sangat singkat dan juga cukup lama tersebut, manusia tidak akan mampu merealisir tiga corak atau karakteristik utama dari kehidupan yaitu ketidak kekalan (anicca), penderitaan (dukkha) dan ketidak-akuan (anatta).

Buddha tidak pernah hidup sampai akhir usianya tetapi hidup 80% dari usianya. Sebagai contoh: apabila usia rata-rata adalah 100.000 tahun maka Buddha akan hidup sampai berusia 80.000 tahun. Dan apabila usia rata-rata 100 tahun maka Buddha akan hidup sampai usia 80 tahun.
Bodhisatta tidak akan pernah menjadi Buddha apabila belum memenuhi 10 kesempurnaan (dasapāramī), paling tidak selama 4 Asankheyya dan seratus ribu kappa berdasarkan pada spesialisasi mereka masing-masing.

BUDDHAVAMSA (KN. 14)

1. BUDDHA DIPANKARA
Tempat Kelahiran                   : Kota Rammavati
Nama ayah & ibu                    : Raja Sudeva dan Ratu Sumedha
Dua siwa utama Thera           : Sumangala Thera dan Tissa Thera
Pendamping setia                   : Sagata Thera
Dua siswa utama Theri          : Nanda Theri dan Sunanda Theri
Pohon Bodhi                         : Pohon Pipphala
Siswa awam utama pria        : Tapussa dan bhallika
Siswa awam utama wanita   : Sirima dan Sona
Tinggi badan                         : 80 kubit/lengan

2. BUDDHA KONDANNA
Tempat Kelahiran                    : Kota Ramavati
Nama ayah & ibu                     : Raja Sunanda dan Ratu Sujata
Dua siwa utama Thera            : Bhadda Thera dan Subhadda Thera
Pendamping setia                    : Anuruddha Thera
Dua siswa utama Theri           : Tissa Theri dan Upatissa Theri
Pohon Bodhi                            : Pohon Salakalyani
Siswa awam utama pria           : Sona dan Upasona
Siswa awam  utama wanita     : Nanda dan Sirima
Tinggi badan                            : 88 kubit/lengan (44 m)

3. BUDDHA MANGALA
Tempat Kelahiran                      : Kota Uttara
Nama ayah & ibu                       : Raja Uttara dan Ratu Uttara
Dua siwa utama Thera              : Sudeva Thera dan Dhammasena Thera
Pendamping setia                      : Palita Thera
Dua siswa utama Theri             : Sivala Theri dan Asoka Theri
Pohon Bodhi                             : Pohon Nag
Siswa awam  utama pria          : Nanda dan Visakha
Siswa awam utama wanita      : Anula dan Sutana
Tinggi badan                            : 88 kubit/lengan

4. BUDDHA SUMANA
Tempat Kelahiran                        : Kota Mekhala
Nama ayah & ibu                        : Raja Sudatta dan Ratu Sirima
Dua siwa utama Thera                : Sarana Thera dan Bhavitatta Thera
Pendamping setia                        : Udena Thera
Dua siswa utama Theri                : Sona Theri dan Upasona Theri
Pohon Bodhi                                : Pohon Naga
Siswa awam utama pria               : Tapussa dan bhallika
Siswa awam utama wanita          : Varuna dan Sarana
Tinggi badan                                 : 90 kubit/lengan

5. BUDDHA REVATA
Tempat Kelahiran                         : Kota Sudhanna
Nama ayah & ibu                          : Raja Vipula dan Ratu Vipula
Dua siwa utama Thera                 : Varuna Thera dan Brahmadeva Thera
Pendamping setia                         : Sagata Thera
Dua siswa utama Theri                : Bhadda Theri dan Subhadda Theri
Pohon Bodhi                                : Pohon Naga
Siswa awam utama pria              : Paduma dan Kunjara
Siswa awam utama wanita         : Sirima dan Yasavati
Tinggi badan                               : 80 kubit/lengan

6. BUDDHA SOBHITA
Tempat Kelahiran                             : Kota Sudhamma
Nama ayah & ibu                             : Raja Sudhamma dan Ratu Sudhamma
Dua siwa utama Thera                     : Asama Thera dan Sunetta Thera
Pendamping setia                             : Anoma Thera
Dua siswa utama Theri                    : Nakula Theri dan Sujata Theri
Pohon Bodhi                                    : Pohon Naga
Siswa awam utama pria                   : Rama dan Sudatta
Siswa awam utama wanita              : Nakula dan Mitta
Tinggi badan                                   : 58 kubit/lengan (kira-kira 29 m)

7. BUDDHA ANOMADASSI
Tempat Kelahiran                              : Kota Candavati
Nama ayah & ibu                               : Raja Yasava dan Ratu Yasodhara
Dua siwa utama Thera                       : Nisabba Thera dan Anoma Thera
Pendamping setia                               : Varuna Thera
Dua siswa utama Theri                      : Sundari Theri dan Sumana Theri
Pohon Bodhi                                     : Pohon Ajjuna
Siswa awam utama pria                    : Nandivaddha dan Sirivaddha
Siswa awam utama wanita               : Uppala dan Paduma
Tinggi badan                                     : 58 kubit/lengan (kira-kira 23 m)

8. BUDDHA PADUMA
Tempat Kelahiran                               : Kota Campaka
Nama ayah & ibu                               : Raja Asama dan Ratu Asama
Dua siwa utama Thera                       : Sala Thera dan Upasala Thera
Pendamping setia                               : Varuna Thera
Dua siswa utama Theri                      : Radha Theri dan Suradha Theri
Pohon Bodhi                                      : Pohon Mahasona
Siswa awam utama pria                     : Bhiyya dan Asama
Siswa awam utama wanita                : Ruci dan Nandarama
Tinggi badan                                      : 58 kubit/lengan (kira-kira 29 m)

9. BUDDHA NARADA
Tempat Kelahiran                              : Kota Dhannavati
Nama ayah & ibu                              : Raja Dunia Sudeva dan Ratu Anoma
Dua siwa utama Thera                      : Bhaddasala Thera dan Vijitamitta Thera
Pendamping setia                             : Vasettha Thera
Dua siswa utama Theri                    : Uttara Theri dan Sunanda Phagguni
Pohon Bodhi                                    : Pohon Sona
Siswa awam utama pria                   : Uggarinda dan Vasabha
Siswa awam utama wanita              : Indavari dan Vandi
Tinggi badan                                    : 88 kubit/lengan (kira-kira 44 m)

10. BUDDHA PADUMUTTARA
Tempat Kelahiran                            : Kota Hamsavati
Nama ayah & ibu                             : Raja Ananda dan Ratu Sujata
Dua siwa utama Thera                     : Devala Thera dan Sujata Thera
Pendamping setia                             : Sumana Thera
Dua siswa utama Theri                    : Amita Theri dan Asama Theri
Pohon Bodhi                                    : Pohon Sala
Siswa awam utama pria                   : Vitinna dan Tissa
Siswa awam utama wanita              : Hattha dan Vicitta
Tinggi badan                                    : 58 kubit/lengan (kira-kira 29 m)

11. BUDDHA SUMEDHA
Tempat Kelahiran                             : Kota Sudassana
Nama ayah & ibu                             : Raja Sudatta dan Ratu Sudatta
Dua siwa utama Thera                     : Sarana Thera dan Sabbakama Thera
Pendamping setia                             : Sagara Thera
Dua siswa utama Theri                    : Rama Theri dan Surama Theri
Pohon Bodhi                                    : Pohon Mahanipa
Siswa awam utama pria                   : Uruvela dan Yasava
Siswa awam utama wanita              : Yasodhara dan Sirima
Tinggi badan                                    : 88 kubit/lengan (sekitar 44 m)

12. BUDDHA SUJATA
Tempat Kelahiran                               : Kota Sumangala
Nama ayah & ibu                               : Raja Uggata dan Ratu Phabavati
Dua siwa utama Thera                       : Sudassana Thera dan Sudeva Thera
Pendamping setia                               : Narada Thera
Dua siswa utama Theri                      : Naga Theri dan Nagasamala Theri
Pohon Bodhi                                     : Pohon Mahavelu
Siswa awam utama pria                    : Sudatta dan Citta
Siswa awam utama wanita               : Subhada dan Paduma
Tinggi badan                                     : 50 kubit/lengan (sekitar 25 m)

13. BUDDHA PIYADASSI
Tempat Kelahiran                              : Kota Sudhannavati
Nama ayah & ibu                               : Raja Sudatta dan Ratu Canda
Dua siwa utama Thera                      : Palita Thera dan Sabbadassi Thera
Pendamping setia                              : Sobhita Thera
Dua siswa utama Theri                      : Sujata Theri dan Dhammadinna Theri
Pohon Bodhi                                      : Pohon Kakhuda
Siswa awam utama pria                     : Sundaka dan Dhammaka
Siswa awam utama wanita                : Visakha dan Dhammadinna
Tinggi badan                                      : 80 kubit/lengan

14. BUDDHA ATTHADASSI
Tempat Kelahiran                              : Kota Sobhana
Nama ayah & ibu                               : Raja Sagara dan Ratu Sudassana
Dua siwa utama Thera                       : Santa Thera dan Upasanta Thera
Pendamping setia                              : Abhaya Thera
Dua siswa utama Theri                      : Dhamma Theri dan Sudhamma Theri
Pohon Bodhi                                     : Pohon Campaka
Siswa awam utama pria                    : Nakula dan Nisabha
Siswa awam utama wanita               : Makila dan Sunanda
Tinggi badan                                     : 80 kubit/lengan

15. BUDDHA DHAMMADASSI
Tempat Kelahiran                              : Kota Sarana
Nama ayah & ibu                               : Raja Sarana dan Ratu Sunanda
Dua siwa utama Thera                       : Paduma Thera dan Phussa Thera
Pendamping setia                               : Revata Thera
Dua siswa utama Theri                      : Khema Theri dan Saccanama Theri
Pohon Bodhi                                      : Pohon Bimbijala
Siswa awam utama pria                     : Subhadda dan Katissaha
Siswa awam utama wanita                : Saliya dan Kaliya
Tinggi badan                                      : 80 kubit/lengan

16. BUDDHA SIDDHATTHA
Tempat Kelahiran                             : Kota Vebhara
Nama ayah & ibu                             : Raja Udena dan Ratu Suphassa
Dua siwa utama Thera                     : Sambala Thera dan Sumitta Thera
Pendamping setia                            : Revata Thera
Dua siswa utama Theri                   : Sivala Theri dan Surama Theri
Pohon Bodhi                                   : Pohon Kanikara
Siswa awam utama pria                 : Suppiya dan Samudda
Siswa awam utama wanita            : Ramma dan Suramma
Tinggi badan                                  : 60 kubit/lengan

17. BUDDHA TISSA
Tempat Kelahiran                          : Kota Khemaka
Nama ayah & ibu                          : Raja Janasandha dan Ratu Paduma
Dua siwa utama Thera                  : Brahmadeva Thera dan Udaya Thera
Pendamping setia                          : Samanga Thera
Dua siswa utama Theri                 : Phussa Theri dan Sudatta Theri
Pohon Bodhi                                 : Pohon Asana
Siswa awam utama pria               : Sambala dan Sirima
Siswa awam utama wanita          : Kisa Gotami dan Upasena
Tinggi badan                                : 60 kubit/lengan

18. BUDDHA PHUSSA
Tempat Kelahiran                        : Kota Kasika
Nama ayah & ibu                         : Raja Jayasena dan Ratu Sirima
Dua siwa utama Thera                 : Surakkhita Thera dan Dhammasena Thera
Pendamping setia                          : Sabhiya Thera
Dua siswa utama Theri                 : Cala Theri dan Upacala Theri
Pohon Bodhi                                : Pohon Amanda
Siswa awam utama pria               : Dhananjaya dan Visakha
Siswa awam utama wanita          : Paduma dan Naga
Tinggi badan                                : 58 kubit/lengan

19. BUDDHA VIPASSI
Tempat Kelahiran                         : Kota Bhandumati
Nama ayah & ibu                          : Raja Bhanduma dan Ratu Bhandumati
Dua siwa utama Thera                  : Khandha Thera dan Tissa Thera
Pendamping setia                          : Asoka Thera
Dua siswa utama Theri                 : Canda Theri dan Candamitta Theri
Pohon Bodhi                                 : Pohon Patali
Siswa awam utama pria                : Punnabbasumitta dan Naga
Siswa awam utama wanita           : Sirima dan Uttara
Tinggi badan                                 : 80 kubit/lengan

20. BUDDHA SIKHI
Tempat Kelahiran                          : Kota Arunavati
Nama ayah & ibu                          : Raja Aruna dan Ratu Phabavati
Dua siwa utama Thera                  : Abhibhu Thera dan Sambhava Thera
Pendamping setia                          : Khemankhara Thera
Dua siswa utama Theri                 : Sakhila Theri dan Paduma Theri
Pohon Bodhi                                 : Pohon Pundarika
Siswa awam utama pria                 : Sirivaddha dan Nanda
Siswa awam utama wanita           : Citta dan Sugutta
Tinggi badan                                  : 70 kubit/lengan

21. BUDDHA VESSABHU
Tempat Kelahiran                         : Kota Anoma
Nama ayah & ibu                         : Raja Suppatita dan Ratu Yasavati
Dua siwa utama Thera                 : Sona Thera dan Uttara Thera
Pendamping setia                         : Upasanta Thera
Dua siswa utama Theri                : Rama Theri dan Samala Theri
Pohon Bodhi                                : Pohon Mahasala
Siswa awam utama pria               : Sottika dan Rambha
Siswa awam utama wanita          : Gotami dan Sirima
Tinggi badan                                : 60 kubit/lengan

22. BUDDHA KAKUSANDHA
Tempat Kelahiran                        : Kota Khemavati
Nama ayah & ibu                         : Brahmana Aggidatta dan Brahmani Visakha
Dua siwa utama Thera                : Vidhura Thera dan Sanjiva Thera
Pendamping setia                         : Buddhija Thera
Dua siswa utama Theri                : Sama Theri dan Campa Theri
Pohon Bodhi                                : Pohon Sirisa
Siswa awam utama pria              : Accuta dan Sumana
Siswa awam utama wanita          :Nanda dan Sunanda
Tinggi badan                                : 40 kubit/lengan

23. BUDDHA KONAGAMANA
Tempat Kelahiran                          : Kota Sobhavati
Nama ayah & ibu                          : Brahmana Yannadatta dan Brahmani Uttara
Dua siwa utama Thera                  : Bhiyyosa Thera dan Uttara Thera
Pendamping setia                           : Sotthija Thera
Dua siswa utama Theri                  : Samudda Theri dan Uttara Theri
Pohon Bodhi                                  : Pohon Udumbara
Siswa awam utama pria                 : Ugga dan Somadeva
Siswa awam utama wanita            : Sivala dan Sama
Tinggi badan                                  : 30 kubit/lengan

24. BUDDHA KASSAPA
Tempat Kelahiran                          : Kota Baranasi
Nama ayah & ibu                           : Brahmana Brahmadatta dan Brahmani Dhanavati
Dua siwa utama Thera                   : Tissa Thera dan Bharadvaja Thera
Pendamping setia                           : Subhamitta Thera
Dua siswa utama Theri                  : Anula Theri dan Uruvela Theri
Pohon Bodhi                                  : Pohon Nigrodha
Siswa awam utama pria                : Sumangala dan Ghatikara
Siswa awam utama wanita           : Vijitasena dan Bhadda
Tinggi badan                                 : 20 kubit/lengan

25. BUDDHA GOTAMA
Tempat Kelahiran                           : Kota Kapilavatthu
Nama ayah & ibu                           : Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya
Dua siwa utama Thera                   : Sariputta Thera dan Mogallana Thera
Pendamping setia                           : Ananda Thera
Dua siswa utama Theri                  : Khema Theri dan Uppalavana Theri
Pohon Bodhi                                  : Pohon Assattha
Siswa awam utama pria                 : Citta dan Hatthalavaka
Siswa awam utama wanita           : Nandamata dan Uttara
Tinggi badan                                   : 18 kubit/lengan


Referensi:
·         Guide to Tipitaka, The Great Chronicle of Buddhas, ITBMU Handout

·         http://seberkassinardharma.blogspot.co.id/

Postingan Unggulan

Percobaan Lagu Simple

Lirik & Chord ===> JUDUL LAGU: LAGU PERTAMA Turunkan (-) Naikkan (+) Transpose Akor ...