WILASA ABHIMANGGALA: Paritta
Tampilkan postingan dengan label Paritta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Paritta. Tampilkan semua postingan

Buddhānussati (Perenungan terhadap Buddha)

Pelajari Paritta Buddhānussati lengkap dengan teks Pali, arti terjemahannya, makna sembilan sifat agung Sang Buddha, serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari sebagai perlindungan batin dan latihan spiritual.


Buddhānussati (Perenungan terhadap Buddha)

Iti’pi so Bhagavā, Arahaṁ, Sammā-sambuddho,
Vijjā-caraṇa-sampanno, Sugato, Lokavidū,
Anuttaro purisa-damma-sārathi,
Satthā deva-manussānaṁ, Buddho, Bhagavā’ti.


📖 Artinya:

"Sesungguhnya, Sang Bhagavā (Yang Terberkahi) itu adalah:
Arahat (Yang Suci),
Sammā-sambuddha (Yang Sadar Sepenuhnya dengan Benar),
Yang sempurna dalam pengetahuan dan perilaku,
Yang telah menempuh jalan dengan baik,
Pengetahu dunia (paham akan alam semesta),
Pembimbing tiada tara bagi mereka yang perlu dijinakkan,
Guru para dewa dan manusia,
Yang Tercerahkan, Yang Terberkahi."

🧘‍♂️ Makna Paritta Buddhānussati.

Paritta Buddhānussati adalah perenungan terhadap kualitas-kualitas agung Sang Buddha. Kalimatnya menggambarkan sembilan sifat luhur dari Sang Buddha. Berikut penjelasan setiap bagian:

  1. Iti’pi so Bhagavā
    “Sesungguhnya, Sang Bhagavā itu...”
    → Kata pembuka yang menyatakan keyakinan dan pengakuan terhadap keagungan Sang Buddha.

  2. Arahaṁ
    “Yang Suci”
    → Sang Buddha telah menghancurkan semua kekotoran batin (kilesa), bebas dari nafsu, kebencian, dan kebodohan. Tidak lagi terikat oleh siklus kelahiran dan kematian (samsāra).

  3. Sammā-sambuddho
    “Yang Tercerahkan Sepenuhnya dengan Benar”
    → Beliau mencapai Pencerahan tanpa bantuan guru, mengetahui Empat Kebenaran Mulia dengan sempurna.

  4. Vijjā-caraṇa-sampanno
    “Sempurna dalam pengetahuan dan perilaku”
    → Memiliki kebijaksanaan tertinggi (vijjā) dan juga perilaku bajik (caraṇa), menunjukkan keseimbangan antara pemahaman dan tindakan.

  5. Sugato
    “Yang telah menempuh jalan dengan baik”
    → Beliau menempuh jalan mulia dan telah mencapai tujuan tertinggi, serta mengajarkan jalan itu kepada makhluk lain.

  6. Lokavidū
    “Pengetahu dunia”
    → Paham secara mendalam tentang kehidupan duniawi dan non-duniawi, serta hukum sebab-akibat (kamma).

  7. Anuttaro purisa-damma-sārathi
    “Pembimbing tiada tara bagi yang perlu dijinakkan”
    → Seperti kusir ulung yang menuntun kuda liar, Sang Buddha mampu membimbing makhluk dengan karakter sulit menuju kedamaian dan pembebasan.

  8. Satthā deva-manussānaṁ
    “Guru para dewa dan manusia”
    → Beliau adalah guru bagi semua makhluk, termasuk para dewa, bukan hanya manusia.

  9. Buddho
    “Yang Tercerahkan”
    → Telah membangkitkan kebijaksanaan tertinggi, mengetahui segala sesuatu sesuai kenyataannya.

  10. Bhagavā
    “Yang Terberkahi”
    → Seorang yang layak dihormati, memiliki segala kualitas agung dan penuh welas asih.


🌱 Fungsi dan Manfaat dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Membangun Keyakinan (Saddhā)

Dengan merenungkan kualitas Buddha, seseorang akan menumbuhkan keyakinan yang mantap terhadap Tiga Permata (Buddha, Dhamma, Sangha). Ini menjadi fondasi kokoh dalam praktik spiritual.

2. Pelindung Batin

Dalam tradisi Buddhis, paritta ini sering dibacakan sebagai bentuk perlindungan batin dari ketakutan, gangguan pikiran, atau situasi berbahaya. Rasa hormat terhadap Buddha menumbuhkan rasa aman dan ketenangan.

3. Pengembangan Pikiran Positif

Melafalkan dan merenungkan Buddhānussati melatih pikiran agar selalu mengarah pada kebajikan. Ini mengikis kemelekatan dan kebencian secara bertahap.

4. Penangkal Depresi dan Kecemasan

Dalam keadaan sedih atau kehilangan arah, Buddhānussati memberi rasa harapan dan arah hidup, karena kita mengingat panutan yang telah melewati penderitaan dan mencapai kebebasan.

5. Membantu Konsentrasi

Paritta ini juga merupakan salah satu objek meditasi (kammatthāna) untuk membangun samādhi (konsentrasi batin). Pikiran menjadi terpusat, jernih, dan damai.


🪷 Penutup

Buddhānussati bukan sekadar pelafalan, tapi adalah latihan batin untuk menyerap kualitas Sang Buddha dalam kehidupan kita: suci, bijaksana, disiplin, dan welas asih. Dengan demikian, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan hidup.

 

Kata Kunci:

·       Paritta Buddhānussati

·       Buddhānussati beserta artinya

·       Arti paritta Buddhānussati

·       Teks paritta Buddhānussati

·       Doa Buddhis tentang Buddha

·       Perenungan terhadap Buddha

·       Sembilan sifat Buddha

·       Manfaat paritta Buddhis

·       Paritta Buddhis harian

·       Buddhānussati dan maknanya


#ParittaBuddha

#Buddhanussati

#DoaBuddhis

#ParittaPelindung

#MeditasiBuddhis

#SpiritualitasBuddha

#TeksPali

#SembilanSifatBuddha

#PerenunganBuddha

#KeyakinanBuddhis






Parābhava Sutta

 Penyebab Kemerosotan Menurut Parābhava Sutta

Berikut adalah penyebab utama kehancuran yang harus dihindari, khususnya oleh remaja:

1. Bergaul dengan orang jahat dan menjauhi orang bijaksana

  • Remaja yang berteman dengan orang bermoral buruk mudah terpengaruh ke arah yang salah.

2. Suka tidur dan malas

  • Kecanduan tidur, malas belajar, dan tidak punya semangat membawa pada kegagalan.

3. Suka berpesta, mabuk, dan berfoya-foya

  • Mengikuti gaya hidup hedonis yang tidak produktif dan merusak tubuh serta pikiran.

4. Mengabaikan orang tua dan guru

  • Tidak menghormati nasihat orang tua dan guru adalah tanda awal dari kemerosotan.

5. Boros, tapi pelit terhadap keluarga

  • Tidak tahu prioritas dalam menggunakan uang; foya-foya untuk diri sendiri tapi pelit kepada orang tua.

6. Mudah marah dan tidak bisa menerima kritik

  • Remaja yang tidak mau mendengarkan pendapat atau teguran akan sulit berkembang.

7. Berkumpul dengan para penjudi, pemabuk, penipu

  • Pergaulan dengan kelompok destruktif menjerumuskan secara cepat.

 

 

Sikap Remaja Buddhis yang Ideal

Berdasarkan kebalikan dari faktor-faktor di atas, remaja Buddhis sebaiknya:

Nilai Positif

Penjelasan

Bergaul dengan orang bijaksana

Berteman dengan orang yang memiliki moral dan tujuan hidup yang baik.

Rajin dan tekun belajar

Menghargai waktu dan kesempatan untuk berkembang.

Menjaga sila (moral)

Menghindari mabuk, kekerasan, dan kebohongan.

Menghormati orang tua dan guru

Membuka jalan pada berkah dan kebijaksanaan.

Bijak dalam menggunakan uang dan waktu

Mengutamakan hal yang penting dan bermanfaat.

Sabar dan terbuka terhadap masukan

Tumbuh menjadi pribadi yang matang.

 

Mengembangkan Karakter Remaja Buddhis

Agar menjadi pribadi yang matang dan bijaksana, remaja Buddhis diajarkan untuk mengembangkan sifat-sifat berikut:


  • Kebijaksanaan (Paññā): Kemampuan untuk memahami dan mengatasi masalah dengan cara yang baik.

  • Welas Asih (Karunā): Peduli terhadap penderitaan orang lain dan berusaha untuk membantu.

  • Sabar (Khanti): Menghadapi kesulitan hidup dengan ketenangan dan tidak cepat marah.

  • Kesadaran (Sati): Selalu waspada dan sadar akan tindakan kita, serta dampaknya terhadap diri kita dan orang lain.

  • Keberanian Moral (Virya): Berani berbuat baik dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral, meskipun dalam pergaulan yang sulit.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PERGAULAN REMAJA MENURUT MANGGALA SUTTA

Mangala Sutta mengajarkan tentang berkah-berkah utama dalam hidup, yang jika diterapkan dapat membawa kesejahteraan dan kebahagiaan. Dalam konteks pergaulan remaja, beberapa prinsip dari Mangala Sutta relevan untuk menjaga pergaulan yang positif dan produktif. Misalnya, menghindari pergaulan dengan orang yang dungu, menghormati yang patut dihormati, dan menjauhi tindakan kejahatan. 

Prinsip Mangala Sutta yang Relevan dengan Pergaulan Remaja:

  • Menjauhi Pergaulan yang Merusak:

Mangala Sutta menekankan pentingnya menghindari pergaulan dengan orang yang bodoh atau tidak memiliki kebijaksanaan. Dalam pergaulan remaja, ini berarti memilih teman yang memiliki nilai-nilai positif, menjaga diri dari pengaruh negatif, dan menghindari perbuatan yang merusak. 

  • Menghormati yang Patut Diormati:

Sutta ini juga mengajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua dan bijaksana. Dalam konteks pergaulan, ini berarti menunjukkan sikap hormat kepada orang tua, guru, dan tokoh-tokoh yang berpengaruh. 

  • Menjaga Perkataan yang Baik:

Santun dalam bertutur kata merupakan salah satu berkah utama dalam Mangala Sutta. Dalam pergaulan remaja, ini berarti berbicara dengan sopan, menghindari gosip, dan tidak menyebarkan informasi yang menyesatkan. 

  • Menjauhi Kebodohan dan Kejahatan:

Mangala Sutta menekankan pentingnya menjauhi kejahatan dan perilaku bodoh. Dalam pergaulan remaja, ini berarti menghindari tindakan yang merugikan diri sendiri atau orang lain, seperti tawuran, merokok, atau melakukan tindakan kriminal. 

  • Menjaga Kedamaian dan Keharmonisan:

Mangala Sutta juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga kedamaian dan keharmonisan dalam pergaulan. Ini berarti menghindari pertengkaran, menyelesaikan masalah dengan damai, dan menjaga hubungan yang positif dengan teman-teman. 

Penerapan dalam Pergaulan Remaja:

Dengan menerapkan prinsip-prinsip Mangala Sutta, remaja dapat membangun pergaulan yang lebih positif, sehat, dan produktif. Hal ini akan membantu mereka:

  • Meningkatkan kualitas pergaulan:

Menjauhi pengaruh negatif dan memilih teman yang baik dapat meningkatkan kualitas pergaulan dan membantu remaja mengembangkan diri ke arah yang positif. 

  • Mengurangi risiko masalah pergaulan:

Menjaga sikap hormat dan santun dapat mengurangi potensi konflik dan pertengkaran, serta membantu remaja membangun hubungan yang sehat. 

  • Meningkatkan kualitas hidup:

Dengan menjauhi tindakan kejahatan dan perilaku bodoh, remaja dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan menghindari masalah hukum atau sosial. 

  • Mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan:

Dengan menerapkan prinsip-prinsip Mangala Sutta, remaja dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam pergaulan mereka. 

Secara keseluruhan, Mangala Sutta memberikan panduan berharga bagi remaja dalam membangun pergaulan yang positif dan produktif. Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip yang terkandung dalam sutta ini, remaja dapat menciptakan lingkungan pergaulan yang lebih baik dan mencapai kebahagiaan serta kesejahteraan dalam hidup mereka. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JINAPANJARA GATHA

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasam Buddhasa 
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasam Buddhasa 
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasam Buddhasa

Putthakamo labhe puttam
dhanakamo Labhe dhanam
atthi kaye kayanaya devanam pitayam suttava,
itipiso bhagawa ya mala cano gave
sumvanno morannam sukham araham sughatao namo buddhaya

Jayasanagata Buddha Jetva maram savahanam
Catu-saccasabham rasam Ye pivinsu narasabha
Tanhankaradayo Buddha Atta-visatinayaka
sabbe patitthita mayham Matthake te munissara
Sise patitthito mayham Buddho dhammo davilocane
Sangho pattithito mayham Ure sabba-gunakaro

Hadaye me Anuruddho Sariputto ca dakkine
Kondanno pithi-bhagasmim Moggallano ca vamake
Dakkhine(da-kin-ne) savane Mayham Asum Ananda-Rahulo
Kassapo ca mahanamo Ubhasum vama-sotake (so-ta-ke)

Kesante pitthi-bhagasmim Suriyo va pabhankaro
Nisinno siri-sampanno Sobhito muni-pungavo

Kumara-Kassapo thero Mahesi citta-vadako
So mayham vadane niccam Patitthasi gunakaro
Punno Angulimalo ca Upali Nanda-Sivali
Thera panca ime jata Nalate tilaka mama
Sesasiti mahathera Vijita jina-savaka
Etesiti mahathera Jitavanto jinorasa
Jalanta sila-tejena Angamangesu santhita

Ratanam purato asi Dakkine metta-suttakam
Dhajaggam pacchato asi Vame Angulimalakam
Khandha-Mora-parittanca Atanatiya-suttakam
Akase Chadanam asi Sesa pakara-santhita

Jinanabala-Samyutta Satta-pakara-lankata
Vata-pittadi-sanjata Bahirajjhattupaddava
Asesa vinayam yantu Ananta-jina-tejasa

Vasato me sakiccena Sada Sambuddha-panjare
Jina-panjara-majjhamhi Viharantam mahitale
Sada palentu mam sabbe Te maha-purisasabha

Iccevamanto sugutto surakkho
Jinanubhavena jitupaddavo
Dhammanubbaavena jitarisangho
Sanghanubhavena jitantarayo
Saddhammanubhava-palito carami jina-panjaertiti

ARTI
Para Pahlawan, telah mengalahkan kejahatan,
bersama pasukannya, menduduki bangku Kemenangan.
Para Pemimpin manusia telah meminum inti sari
Empat Kebenaran Mulia.


Semoga dua puluh delapan Buddha, seperti
Buddha Tamhankara dan Para Arahat
berdiam di kepalaku.
Semoga Sang Buddha berdiam di kepalaku;
Sang Dhamma di mataku;
Sang Sangha, Ladang segala Kebajikan di pundakku.


Semoga Anuruddha berdiam di hatiku;
Sariputta di kananku; Kondanna di punggungku dan Maha Mogalana di kiriku.
Ananda dan Rahula berada di telinga kananku;
Kassapa dan Mahanama berada di telinga kiriku.


Di tengkukku duduklah
Sobhita Agung, yang bersinar bagaikan Matahari.
Penutur Dhamma, Yang Mulia Kumara Kassapa,
Ladang segala Kebajikan, berdiam di mulutku.


Di dahiku ada lima Thera:
Punna, Angulimala, Upali, Nanda, dan Sivali.
Tiga puluh delapan Thera yang lain,
Para Murid dari Sang Penakluk,
bercahaya dalam Kemenangan akan Kebajikan,
berdiam di bagian tubuhku yang lain.


Sutta Permata ada didepanku,
di sebelah kananku Sutta Cinta Kasih.
Sutta Perlindungan di punggungku,
di sebelah kiriku ada Sutta Angulimala.


Sutta perlindungan: Khanda, Mora, dan Atanatiya bagaikan Pilar Surgawi.
Sutta yang lain bagai Tembok Pelindung disekelilingku.


Semoga semua Manusia Besar tersebut selalu melindungiku yang berada
di tengah-tengah Istana Buddha dalam dunia ini.
Dengan Kekuatan Kebaikan Mereka yang tak terbatas,
Semoga semua halangan dari dalam dan luarku hilang tanpa terkecuali.
Semoga Mereka melindungiku dalam setiap kesempatan.
Mengatasi semua halangan dengan Kekuatan Sang Penakluk
(Sang Buddha, Sang Dhamma, dan Sang Sangha)
Semoga aku mengalahkan tentara nafsu dan hidup dalam
Perlindungan Sang Dhamma yang Sempurna!

TRANSLATION

The Heroes, having defeated the Evil One together with his army, mounted the seat of victory. These leaders of men have drunk the nectar of the Four Noble Truths.

May all the twenty-eight chief Buddhas, such as Buddha Tanhamkara and other noble safes, rest on your head!
May the Buddhas rest on your head, the Dhamma on your eyes, and the Sangha, the abode of all virtues, on your shoulders!

May Anuruddha rest on your heart, Sariputta on your right, Kondanna on your back, and Moggallana on your left!
On your right ear are Ananda and Rahula, on you left ear are Kassapa and Mahanama.
On your back at the end of your hair sits the glouious sage Sobhita who is radient like the sun.
The fluent speaker Venerable Kumara Kassapa, the abode of virtues, ever rest in your mouth.

On your forehead like tilakas, are the five Noble Elders Punna, Angulimala, Upali, Nanda, and Sivali.
The other eighty Theros (Noble Elders), the victorious disciples of the conqueror, shining in the glory of their virtues, rest on the other parts of your body.

The Jewel Discourse is in your front, on your right is the Discourse of loving-kindness, the Dhajagga is on your back, on your left is the Angulimala Discourse.

The protective Discourse of Khanda, Mora and Atanatiya are like the heavenly vault.  The others are like a rampart around you.

Ever engaged in the four duties do you dwell in the Buddha Mansion, fortified with the commanding power of the Buddha, and decked by the wall of the Dhamma.
By the power of their infinite virtues, may all internal and external troubles caused by wind, bile, etc., come to naught without exception.
May all those great nobles ever protect you who are dwelling in the center of the Buddha Mansion on this earth!

Protecting yourself thus in every way, overcoming all troubles by the power of the Conqueror, may you, by the grace of the Buddha, defeat the hostile army of passions and live guarded by the sublime Dhamma!


You are surrounded by the rampart of the sublime Dhamma. The Eight Aryans are in the eight directions. The eight benefactors are in the intermediate directions. The Buddhas stand like a canopy above you.
The Buddha, who sat at the foot of the Bodhi Tree and defeated the army of the Evil One, stands on your head.  The Venerable Moggallana is on your left shoulder and the Venerable Sariputta is on your right shoulder.  The Dhamma dwells in your heart’s core.  The Bodhisatta, who was born a peacock and who shines as the sole Benefactor of the world, shields your feet.
All ill-luck, misfortunes, ill-omens, diseases, evil planetary influences, blame, dangers, fears, undesirable dreams; may they all come to naught by the power of the noble Buddha!
All ill-luck, misfortunes, ill-omens, diseases, evil planetary influences, blame, dangers, fears, undesirable dreams; may they all come to naught by the power of the noble Dhamma!
All ill-luck, misfortunes, ill-omens, diseases, evil planetary influences, blame, dangers, fears, undesirable dreams; may they all come to naught by the power of the noble Sangha!


Postingan Unggulan

Percobaan Lagu Simple

Lirik & Chord ===> JUDUL LAGU: LAGU PERTAMA Turunkan (-) Naikkan (+) Transpose Akor ...