WILASA ABHIMANGGALA: Pelajaran AB kelas 1 SD
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran AB kelas 1 SD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran AB kelas 1 SD. Tampilkan semua postingan

MENGHORMATI BODHISATTVA (Macam-macam Bodhisattva)


Selamat datang di blog saya, 
Bila bermanfaat Sharelah pada Teman Anda.
Silahkan berkomentar di bawah postingan 
berupa saran yang membangun kreatifitas saya. 
Like, Share, dan Comment 
Terima Kasih atas kunjungan Anda ;) 

---------------------------------------------------------

Dalam ajaran agama Buddha, seorang Bodhisatwa; Bodhisattva (bahasa Sanskerta) atau Bodhisatta (bahasa Pali) atau Photishat (bahasa Thai: โพธิสัตว์) adalah makhluk yang mendedikasikan dirinya demi kebahagiaan makhluk selain dirinya di alam semesta. Dapat juga diartikan "Calon/Bakal Buddha".

Dalam bahasa Sanskerta, istilah Bodhisatwa terdiri dari dua kata, yaitu bodhi yang berarti pencerahan atau penerangan, dan sattwa yang berarti makhluk. Bodhisatwa juga merujuk kepada Buddha di kehidupan sebelum-Nya.
Dalam ajaran Mahayana, Bodhisatwa mengambil janji untuk tidak memasuki nirwana sebelum semua makhluk mencapai ke-Buddha-an. Artinya ia menunda memasuki nirwana dan memilih turun ke bumi mengorbankan dirinya untuk membantu makhluk lain mencapai pencerahan.

Karena itulah Bodhisatwa dikenal memiliki sifat welas asih dan sifat tidak mementingkan diri sendiri dan rela berkorban. Ini tidak sama dengan di tradisi Theravada pada umumnya, makhluk yang mencapai pencerahan adalah Arahat, bukan Buddha.
Arti Bodhisatwa pada Pali Canon (kumpulan koleksi kitab pada ajaran Theravada) dan tradisi Theravada tidak mengatakan bahwa seorang Bodhisatwa membuat janji tidak akan mencapai penerangan sebelum semua orang lain mencapai penerangan. Ini merupakan inovasi dari Mahayana. Jadi seorang Bodhisatta dan seorang Bodhisatwa merupakan hal yang berbeda.

Para Bodhisatwa sangat dikagumi di dalam seni terkenal, termasuk salah satu patung tertinggi dari Bodhisatwa di Vihara Puning di Cina, dibangun pada tahun 1755.
Umat Buddha menghormati Bodhisattva. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Bodhisattva adalah calon Buddha

Ada banyak macam Bodhisattva yang patut kita puja atau hormati. Dalam tradisi Mahayana, Bodhisattva akan berusaha menjadi Buddha agar memiliki kemampuan terbaik untuk menolong semua makhluk. Begitu banyaknya jumlah Bodhisattva, berikut ini akan dituliskan beberapa contoh Bodhisattva yang pada umumnya kita hormati (puja):

1. Akasagarbha Bodhisattva
Akasagarbha Bodhisattva (虛空藏菩薩 :Xūkōngzàng púsà) Banyak orang sering mendengar maupun membaca nama Bodhisattva Akasagarbha, namun riwayat Bodhisattva ini sendiri, tidak banyak diketahui umat. Beliau ini adalah salah satu dari delapan Maha Bodhisattva (Ashtamahabodhisattva) yang terdiri dari Avalokitesvara, Manjushri, Samantabhadra, Maitreya, Ksitigarbha, Akasagarbha, Mahasthamaprapta (Vajrapani) dan Sarvanivarana-viskambhin. Akasagarbha (Xukongzang – Mandarin, Kokuzo – Jepang) dikenal pula dengan sebutan yang lebih pendek, Khagarbha. Sebutan “akasa” berarti angkasa yang tidak terbatas dan “garbha” adalah “kandungan/harta”. Jadi arti nama Akasagarbha adalah “harta angkasa yang tidak terbatas”, yang menyimbolkan kebijaksanaan para Buddha yang sangat luas. Mantranya: Namo Akasagarbhaya om ārya kamari mauli svāhā. Mantra ini dipercaya dapat meningkatkan kebijaksanaan bagi mereka yang membacanya.

2. Avalokitesvara atau Chenrezig
Avalokitesvara atau Chenrezig (觀音 :Guānyīn), adalah Bodhisattva yang mewakili welas aih para Buddha. Dilihat dari asal katanya, Avalokota (tertampak) dan Isvara (Tuhan) dan dalam bahasa Mandari diterjemahkan sebagai Bodhisattva yang melihat dan mendengar suara dunia. Mantranya: Om Mani Padme Hum. Avalokitesvara berikrar tidak akan pernah istirahat sampai semua makhluk bebas dari samsara.

3. Mahasthamaprapta (大勢至 Da Shì Zhì)
Mahasthamaprapta (大勢至 Da Shì Zhì), adalah Bodhisattva yang melambangkan kekuatan kebijaksanaan dan sering digambarkan bersama Avalokitesvara dan Amitabha. Tidak seperti Bodhisattva lainnya, nama Bodhisattva ini umumnya kurang dikenal. Dalam Shurangama Sutra, Mahasthamaprapta menceritakan bagaimana Beliau mendapatkan pencerahan melalui pelafalan Buddha, atau kesadaran murni terhadap Buddha secara berlanjut, untuk mencapai Samadhi.


4. Ksitigarbha

Ksitigarbha (地藏王菩薩: Dìzàng Wáng Púsà), dapat diterjemahkan sebagai “Bumi tempat menyimpan ke-sepuluh sutra). Ksitigarbha sering digambarkan dengan mahkota yang terdapat Dhyani Buddha dan memgang tongkat. Bodhisattva ini memiliki ikrar, sebagai berikut: “Jika neraka tidak kosong, maka tidak akan menjadi Buddha.”
5. Maitreya
Maitreya, adalah Buddha yang akan datang, yang akan muncul di dunia, mencapai pencerahan, dan mengajarkan Dharma. Maitreya diturunkan dari kata maîtri, yang berarti cinta kasih. Bhiksu Pu Tai, yang hidup pada zaman Dinasti Tang. Mantranya: Om maitri maitreya maha karuna ye.
6. Manjusri
Manjusri (文殊師利菩薩: Wénshūshili Púsà), adalah dikenal sebagai Pangeran Dharma. Beliau mewakili kebijaksanaan, intelejensi, dan realisasi. Beliau juga disebut Manjughosa. Beliau digambarkan memegang pedang di tangan kanan yang melambangkan realisasi kebijaksanaan dan menolak pandangan salah. Mantranya: Om Ah Ra Pa Tsa Na Dhih, dipercaya memperkuat kebijaksanaan dan meningkatkan keahlian mengingat, berdebat, menulis, dan menjelaskan.

7. Samantabhadra
Samantabhadra (普賢菩薩: Pŭxián púsà), adalah Raja Kebenaran yang melambangkan praktek dan meditasi semua Buddha. Di dalam Avatamsaka Sutra, dijelaskan bahwa Beliau membuat sepuluh ikrar yang menjadi dasar praktek Bodhisattva.
8. Vajrapani
Vajrapani (permata di tangan), adalah salah satu dari Bodhisattva terawal di tradisi Mahayana. Beliau adalah pelindung dan pemandu Buddha, melambangkan kekuatan Buddha. Vajrapani menjadi salah satu dari tiga sifat Buddha, yaitu melambangkan kekuatan. Selain itu, terdapat Avalokitesvara yang melambangkan welas asih dan Manjusri yang melambangkan kebijaksanaan.

9. Tara atau Arya Tara

Tara atau Arya Tara (Tibetan: Jetsun Dolma), umumnya leboh dikenal dalam Budhisme Tibetan. Beliau adalah ibu pembebas dan melambangkan kesuksesan dalam aktivitas dan pencapaian. Tara memiliki berbagai bentuk seperti: Tara Hijau, Putih, Merah, Hitam, Kuning, Biru, Cittamani, dan Khadiravani. Mantra Tara: Om Tare Tu Tare Ture Svaha

10. Skanda Bodhisattva
Skanda Bodhisattva, (韋馱菩薩; Wei Tuo Pu Sa), sebagai Bodhisattva yang dihormati sebagai penjaga Dharma di monastery. Beliau adalah satu dari dua puluh empat Bodhisattva penjaga. Dalam sutra Cina, biasanya gambar Bodhisattva ini ditemukan di akhir, mengingat ikrarnya untuk melindungi Dharma.

11. Sangharama Bodhisattva
Sangharama Bodhisattva (伽藍菩薩: Qíelán Púsà), dihormati sebagai Bodhisattva dan pelindung Dharma. Sangharama Bodhisattva / Guang Gong / 關公 atau sering disebut Guan Di, yang berarti paduka Guan, adalah seorang panglima perang kenamaan yang hidup pada zaman San Guo / Sam Kok (221 – 269 Masehi). Oleh kaisar Han, Guan Gong diberi gelar Han Shou Ting Hou. Guan Gong dipuja karena kejujuran dan kesetiaan. Dia adalah lambang atau teladan ksatria sejati yang selalu menepati janji dan setia pada sumpah-Nya. Sebab itu Guan Gong banyak dipuja dikalangan masyarakat, disamping kelenteng / vihara khusus. Disamping dipuja sebagai lambang kesetiaan dan kejujuran, Guan Gong juga dipuja sebagai Dewa Pelindung Perdagangan, Dewa Pelindung Kesusastraan dan Dewa Pelindung Rakyat dari malapetaka peperangan yang mengerikan.

Julukan Dewa Perang sebagai umumnya dikenal dan dialamatkan kepada Guan Gong, harus diartikan sebagai Dewa untuk menghindarkan peperangan dan segala akibatnya yang menyengsarakan rakyat, sesuai dengan watak Guan Gong yang budiman.

Bentuk tubuhnya tinggi besar, berjenggot panjang dan berwajah merah. Tentang wajah-Nya yang berwarna merah ini adalah sebuah cerita tersendiri yang tidak terdapat dalam novel San Guo / Sam Kok / Kisah Tiga Negara.

Beliau adalah penjaga vihara dan rupangnya berada di sebelah kiri, berlawanan dengan Skanda Bodhisattva yang berada di kanan.

Selain di atas, masih banyak lagi nama-nama Bodhisattva yang dipuja dan dihormati. Namun, sesungguhnya kita perlu menyadari bahwa selain melakukan pemujaan, kita sebaiknya meneladani sifat-sifat Mereka. Kita menjadikan Mereka figur, berjuang tanpa henti untuk menjadi seperti Mereka demi menolong semua makhluk bebas dari lautan penderitaan menuju ke pantai seberang.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bodhisatwa
          http://buddhis88news.blogspot.co.id/2009/03/macam-macam-nama bodhisatva.html
http://tradisitridharma.blogspot.com




MENGHORMATI MAKHLUK SUCI

Makhluk Suci yang disebut di atas adalah “Arahat”

Apa itu Arahat ?  Arahat dalam agama Buddha adalah istilah untuk seorang yang telah terbebas belenggu tanha (hawa nafsu), dengan jalan mencapai penerangan sempurna. Seseorang yang mengerti dan memahami tentang Anicca dan Anatta yang telah memutus Tali kelahiran kembali (10 Samyojana/Kemelekatan). Kata ini berasal dari bahasa Sanskerta arhati dan bahasa Pali arahati yang berarti "orang yang tersadarkan". (https://id.wikipedia.org/wiki/Arhat)

Tingkat Kesucian Agama Buddha
1. Sotapatti magga: Sedang berlatih memahami apa maksud tak ada diri, keraguan pada ajaran Dhamma, dan kemelekatan pada moral dan ritual/tradisi.

2. Sotappati phala: Tercerahkan dalam memahami apa maksud tak ada diri, keraguan pada ajaran Dhamma, dan kemelekatan pada moral dan ritual/tradisi.
Seorang Sotapanna lahir paling banyak 7 kali lagi.

3. Sakadagami magga: Sedang berlatih menghapus dendam dan iri, sesudah lulus 3 di atas.

4. Sakadagami phala: Sudah lemah dendam dan irinya, juga sudah lulus 3 di atas.
Seorang Sakadami lahir sekali lagi di alam manusia, dan sekali lagi berikutnya di alam surga.

5. Anagami magga: Berusaha terhapus dendam dan irinya, agar sekaligus lulus 5 belenggu.
6. Anagami phala: Sudah lulus menghancurkan 5 belenggu.
Seorang Anagami cuma lahir sekali masuk ke surga khusus para Anagami, dimana hidup cuma untuk berlatih menjadi Buddha.

7. Arahat magga: Tak ingin terikat dengan kenikmatan 8 level meditasi. Berusaha membuang sombong, resah (karena masih ingin nikmat akibat masih bodoh, tamak, dan benci), dan ingin tahu mana ilmu yang perlu dan mana yang tak perlu.

8. Arahat phala: Sudah lulus menghancurkan ke-10 belenggu.
Arahat sudah bebas dari penderitaan kelahiran. Dan tak akan muncul lagi dalam bentuk apapun, sama seperti api kayu bakar tak muncul lagi jika kayubakar sudah habis.
Buddha berarti makhluk yang telah sepenuhnya membebaskan diri dari kekotoran batinnya sehingga tak ada kelahirankembali bagiNya.

Arahat/arahant/arhant berarti bhikkhu yang sudah sempurna, ia pun dipanggil Buddha.
Arahat dan Buddha adalah sama.

Ada 3 jenis Buddha:
1. Pacekkabuddha: meniti jalan dari sotapanna sampai arahat.
2. Savakabuddha: juga meniti jalan yang sama.
3. Sammasambuddha:  juga meniti jalan yang sama.

Arahat terdiri dari 4 macam, yaitu :

1. Sukkhavipassako : Arahat yang memiliki pandangan terang saja . Arahat ini mencapai kesucian         batin asavakkhaya-nana tetapi tanpa kemampuan batin atau Abhijna.

2. Tevijjo : Arahat yang mempunyai Vijja ( Pengetahuan ) 3 yaitu :
  • Pubbenivasanussatinana ( Kemampuan untuk mengingat penitisan dahulu ).
  • Dibbacakkhunana ( Kemampuan untuk melihat Alam-Alam halus dan kesanggupan melihat muncul       lenyapnya makluk yang menitis sesuai denga karma masing-masing ).
  • Asavakkhayanana ( Kemampuan untuk memusnahkan asava/kekotoran bathin. )


3. Chalabhinno : Arahat yang mempunyai Abhinna/Tenaga Bathin 6 yaitu:
  • ·         Pubbenivasanussatinana ( kemampuan untuk mengingat penitisan dahulu ).
  • ·         Dibbacakkhunana atau Cutuppatanana ( mata bathin ialah kemampuan untuk melihat Alam-Alam halus dan kesanggupan melihat muncul-lenyapnya makluk yang menitis sesuai dengan karma masing-masing.
  • ·         Asavakkhayanana ( kemampuan untuk memusnahkan asava / kekotoran bathin ).
  • ·         Cetopariyanana atau Paracittavijanana (kemampuan untuk membaca pikiran makluk-makluk lain)
  • ·         Dibbasotanana ( telinga bathin, ialah kemampuan untuk mendengar suara-suara dari Alam  Manusia, Alam Dewa, Alam Brahma, yang dekat maupun yang jauh )
  • ·        Iddhividhanana ( Kekuatan Megis ) yang terdiri dari :

-          Adhittnana-iddhi, yaitu dengan kekuatan kehendak / will power mengubah tubuh sendiri dari satu menjadi banyak, dan dari banyak menjadi satu.
-          Vikubbana-iddhi, yaitu kemampuan untuk menyalin rupa, umpamanya menyalin rupa    menjadi anak kecil, raksasa, membuat diri menjadi tidak tertampak.
-          Manomaya-iddhi, yaitu kemampuan mencipta dengan mengunakan pikiran, umpamanya    menciptakan istana, taman, singa.
-          Nanavipphara-iddhi, yaitu pengetahuan menembus ajaran
-          Samadhivipphara-iddhi, yaitu konsentrasi, lebih jauh :
* Kemampuan menembus dinding, gunung-gunung.
* Kemampuan menyelam kedalam bumi bagaikan menyelam ke dalam air.
* Kemampuan berjalan di atas air.
* Kemampuan melawan api.
* Kemampuan terbang di angkasa.

4. Patisambhidappatto : Arahat yang mempunyai Patisambhida ( Pengertian Sempurna ) 4 yaitu :
  • ·         Atthapatisambhida, yaitu pengertian mengenai arti-maksudnya dan mampu memberi penerangan secara terperinci.
  • ·         Dhammapatisambhida, yaitu pengertian mengenai inti-sarinya dan mampu mengeluarkan pertanyaan.
  • ·         Niruttipatisambhida, yaitu pengertian mengenai bahasa dan mampu memakai kata-kata yang mudah dimengerti.
  • ·         Patibhananapatisambhida, yaitu pengertian mengenai kebijaksanaan dan mampu menjawab seketika bila ada pertanyaan secara mendadak.
Nah inilah penjelasan megnanai Arahat orang suci yang patut di hormati. 
Semoga Bermanfaat. Semoga semua makhluk berbahagia.


TRIPITAKA

Kitab suci agama Buddha ialah Tripitaka. Tripitaka berarti tiga keranjang
Jumlah Tripitaka sangat banyak. 

Tripitaka terdiri atas tiga kelompok, yaitu: 
1. Vinaya Pitaka
2. Sutta Pitaka
3. Abhidhamma Pitaka

1. Vinaya Pitaka adalah bagian pertama dari tiga bagian Tripitaka, kitab suci agama Buddha. Bagian 
     ini berisi hal-hal yang berkenaan dengan peraturan-peraturan bagi para bhikkhu dan bhikkhuni 
     yang terdiri atas 3 bagian: Sutta Vibhanga. Khandhaka.
2. Sutta Piṭaka adalah bagian kedua dari tiga bagian Tipitaka, kitab suci agama Buddha. Sutta Piṭaka       berisikan lebih dari 10.000 sutta (ajaran) berisikan khotbah-khotbah, dialog dan tanya jawab 
    Buddha Gautama dengan para siswa, petapa maupun orang lain. 

Sutta Pitaka terdiri atas 5 kumpulan (nikaya) atau buku, yaitu: 
   Digha Nikāya, Majjhima Nikāya, Saṁyutta Nikāya, Aṅguttara Nikāya, Khuddaka Nikāya.

3. Abhidhamma Piṭaka (abhidhammapiṭaka) adalah pitaka (Pali: "keranjang") terakhir dari tiga pitaka     yang merupakan Kanon Pali, kitab suci agama Buddha Theravada. Abhidhamma Pitaka merupakan     pengerjaan ulang yang terinci dari materi yang muncul di Sutta, menurut klasifikasi skematis        
    sehingga menimbulkan suatu ilmu ajaran yang luhur, agung, atau tinggi dari Sang Buddha.

Terima kasih atas kunjungan Anda

Semoga Anda berbahagia.

HARI RAYA AGAMA BUDDHA

Materi Pelajaran SD Kelas 1 Semester 1

Hari raya agama Buddha antara lain :
a.     Hari raya Waisak
b.     Hari raya Asadha
c.     Hari raya Kathina
d.    Hari raya magha Puja

A.  HARI RAYA WAISAK
Diantara  empat hari raya tersebut yang lebih dikenal pada umumnya  adalah hari raya Waisak Selain merupakan hari libur nasional, hari raya Waisak juga dirayakan oleh umat Buddha diseluruh dunia. Hari Raya Waisak jatuh pada purnama di bulan Mei atau Juni
 Hari raya Waisak juga dirayakan di Vihara, Cetiya, Arama, Mahavihara, Candi, dan tempat lainnya Hari raya Waisak memperingati tiga peristiwa yang sangat penting.

Tiga peristiwa tersebut terdiri dari :
1.       Pangeran Siddharta lahir pada tahun 623 SM di Taman Lumbini.
2.       Pertapa Siddharta Gotama menjadi Buddha pada tahun 588 SM di Hutan Gaya.
3.       Sang Buddha Parinibana atau wafat pada tahun 543 SM di Kusinara.
Agama Buddha diajarkan oleh Sang Buddha Gotama. Buddha adalah orang yang telah mencapai  kesempurnaan. Nama Buddha adalah gelar atau orang suci yang telah mencapai penerangan sempurna. Semua orang bisa  menjadi Buddha dengan catatan telah melenyapkan  nafsu keinginan (Tanha) dan kekotoran batin (Kilesa).
Buddha mengajarkan Dhamma kepada manusia dan dewa. Tujuan mengajar Dhamma agar semua makhluk terbebas dari penderitaan, Dhamma artinya ajaran kebenaran atau ajaran Buddha yang patut kita laksanakan dan praktikan dalam kehidupan sehari-hari.

B. HARI RAYA ASADHA
Hari raya Asadha adalah hari Dharma. Hari raya Asadha biasanya jatuh pada bulan Juli atau Agustus. adapun peristiwa atau kejadian penting yang perlu diperingati di bulan Asadha diantaranya:
1.       Buddha mengajarakan Dhamma pertama kali
2.       Dhamma diajarkan kepada lima (5) orang pertapa yaitu Assaji, Mahanama, Kondanna, Bhadiya, dan Vappa.
3.       Terbentuknya persaudaraan para Bhikkhu (Ariya Sangha)
Buddha mengajarkan Dharma dengan penuh cinta kasih. Buddha mengajarkan, bagaimana caranya agar semua orang dapat hidup bahagia. Hidup sesuai ajaran Buddha akan membawa kebahagiaan dan kedaimaan bagi diri kita dan semua makhluk hidup

C. HARI RAYA KATHINA
 Hari Kathina dikenal sebagai hari Sangha. Sangha adalah persaudaraaan para bhikkhu dan bhikkhuni.  Sangha bhikkhu dan bhikkhuni adalah para siswa Buddha yang telah meninggalkan kehidupan berkeluarga. Sangha bhikkhu dan bhikkhuni tinggal di Vihara. Sebelum hari kathina tiba para bhikkhu menjalani masa vassa. Saaat masa vasa para bhikkhu tinggal di vihara tertentu selama tiga bulan untuk belajar dharma dan bermeditasi
 Hari raya kathina jatuh pada bulan Oktober. Pada hari raya kathina umat Buddha berkesempatan memberi dana kepada Sangha. Dana yang diberikan berupa : Jubah, obat-obatan, makanan, tempat tinggal (Kuti). Dalam memberi kita harus tulus. Memebri pada hari raya Kathina adalah perbuatan bajik yang besar. Dengan melatih untuk member atau berdana sama dengan melatih kemoralan hati kita. Tujuan berdana adalah untuk melatih pelepasan dan mengikis kemelekatan.

D. HARI RAYA MAGHA PUJA
Hari Magha memperingati berkumpulnya para bhikkhu di vihara Veluana Arama
Hari Magha jatuh pada bulan Februari atau Maret
Kejadian penting pada hari Magha adalah :
1.       Berkumpulnya 1250 bhikkhu dan semuanya Arahat.
2.       Para Bhikkhu semuanya datang tanpa diundang.
3.       Para Bhikkhu semuanya memiliki kekuatanj gaib dan kesucian.
4.       Semua bhikkhu yang hadir tahbiskan oleh Buddha sendiri dengan mengucapkan Ehi-Bhikhu.

Tiga hal penting yang harus kita ingat dari makna merayakan hari magha, diantaranya:
a.       Kita harus berhenti berbuat jahat
b.       Kita harus berusaha selalu berbuat baik
c.        Kita juga harus selalu berpikir benar

Syair penting dalam hari Magha dikenal “Ovada Patimokha”
Bunyi syair Ovada Patimokha adalah :
“Jangan melakukan perbuatan jahat, perbanyak perbuatan baik, sucikan hati dan pikiran, inilah ajaran semua Buddha”.




Terima kasih atas kunjungan Anda.
Semoga Anda Berbahagia.

Rohaniwan Pelajaran Kelas 1 SD Agama Buddha dan Budi Pekerti

Pernahkah kamu bertemu rohaniwan?

Rohaniwan dalam agama Buddha adalah kumpulan para Bhikkhu yang disebut dengan Sangha. Sangha berarti pesamuan atau persaudaraan para Bhikkhu. Kata Sangha pada umumnya ditujukan untuk sekelompok Bhikkhu. Ada 2 jenis Sangha (persaudaraan para Bhikkhu), yaitu:

1. Sammuti Sangha yaitu persaudaraan para Bhikkhu biasa, artinya yang belum mencapai tingkat-
    tingkat kesucian.

2. Ariya Sangha yaitu persaudaraan para Bhikkhu suci, artinya yang telah mencapai salah satu dari 
    tingkat-tingkat kesucian.

Kelompok Sangha terdiri dari para Bikkhu, Bikkhuni, Samanera dan Samaneri. Mereka menjalani kehidupan suci untuk meningatkan nilai-nilai kerohanian serta tidak melaksanakan hidup berkeluarga. Mereka adalah seorang yang mempunyai tugas untuk membabarkan Dhamma.

Sangha pada masa sekarang mengalami perluasan makna yakni tidak hanya sebagai penyebar agama Buddha tetapi juga sebagai tempat belajar upasak-upasaki dalam mencapai tingkat arahat.
Para biksu atau biksuni (kelompok sangha) hanya memiliki sedikit barang, seperti jubah, mangkuk (patta), dan pisau untuk mencukur rambut.

Para biarawan dan biarawati ini mengikuti Patimokkha yaitu sebuah aturan yang ketat di mana mereka bertekad melatih diri untuk melakukan hidup secara sederhana dan berpegang pada disiplin moralitas.

Bhikkhu Theravada dipanggil bhante, Bhiksu Mahayana dipanggil Suhu dan Bhiksu Tantrayana dipanggil Lama

Ada rohaniwan selain Bhikkhu dan bhiksu yaitu  Samanera dan Samaneri. 
Samanera adalah calon Bhikkhu dan Samaneri adalah calon bhiksuni. 
Mereka memakai jubbah warnanya ada yang kuning ada yang abu-abu dan ada yang berwarna cokelat.

Terima kasih atas kunjungan Anda

Semoga Anda berbahagia.

Postingan Unggulan

LAST CHILD - SEKUAT HATIMU LIRIK CHORD LENGKAP

Lirik & Chord Semoga Anda Berbahagia, Panjang umur dan Rejeki Melimpah Turunkan (-) Naikkan (+...

Postingan Populer